Dari Palmerah untuk Indonesia : Pameran Seni yang Mengungkap Semangat Kompas Gramedia

Jumat, 31 Oct 2025 18:54
    Bagikan  
Dari Palmerah untuk Indonesia : Pameran Seni yang Mengungkap Semangat Kompas Gramedia
Nana Wiyono

Pameran Kisah Dari Palmerah di Bentara Budaya Jakarta merayakan 62 tahun Kompas Gramedia dan 60 tahun Harian Kompas, menampilkan karya 40 seniman dari berbagai divisi. Dikuratori oleh Frans Sartono dan Efix Mulyadi.

NARASINETWORK.COM - Lebih dari sekadar sebuah lokasi geografis, Palmerah adalah sebuah simbol pertemuan antara etos kerja, inovasi, dan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam. Bagi entitas Kompas Gramedia, Palmerah adalah ruang vital tempat ide-ide cemerlang dilahirkan, berita disebarluaskan, dan warisan budaya dijaga melalui komitmen harian.

Pameran "Kisah Dari Palmerah" di Bentara Budaya Jakarta merayakan 62 tahun Kompas Gramedia dan 60 tahun Harian Kompas, menampilkan karya 40 seniman dari berbagai divisi. Dikuratori oleh Frans Sartono dan Efix Mulyadi, pameran ini menggambarkan kehidupan di Palmerah, tempat kerja kreatif dan jurnalistik bertemu, serta menghormati semangat P.K. Ojong dan Jakob Oetama. Pameran berlangsung dari 30 Oktober hingga 8 November 2025, menampilkan seniman seperti Adinto F. Susanto hingga Yogi Wistyo, mengajak pengunjung menyelami kisah tentang manusia, karya, dan nilai-nilai kebersamaan.

Semangat inilah yang mengilhami pameran seni rupa bertajuk "Kisah Dari Palmerah," yang kini hadir di Bentara Budaya Jakarta, menampilkan karya-karya dari sekitar empat puluh seniman yang mewakili berbagai divisi di Kompas Gramedia, mulai dari jurnalisme, desain grafis, penerbitan, hingga seni cetak.

Di bawah kurasi yang cermat dari Frans Sartono dan Efix Mulyadi, pameran ini berhasil menangkap esensi kehangatan dan kedekatan personal dalam setiap artefak seni. Masing-masing seniman menuangkan pengalaman, kenangan, dan refleksi pribadi mereka tentang kehidupan di Palmerah, sebuah tempat di mana kreativitas dan jurnalisme saling bersinergi.

"Kisah Dari Palmerah" bukan sekadar sebuah pameran seni biasa, melainkan sebuah narasi visual yang kuat, yang menggambarkan bagaimana nilai-nilai kebersamaan tetap relevan dan hidup di tengah arus perubahan zaman yang tak terhindarkan.

Pameran ini diresmikan pada hari Rabu, 29 Oktober 2025, pukul 16.00 WIB di Bentara Budaya Jakarta, yang berlokasi di Jl. Palmerah Selatan No. 17, Jakarta Pusat. Pembukaan pameran ini menjadi bagian integral dari perayaan 62 tahun eksistensi Kompas Gramedia dan 60 tahun dedikasi Harian Kompas, dua tonggak sejarah yang menandai kontribusi berkelanjutan terhadap dunia media dan kebudayaan Indonesia.

Lebih dari itu, pameran ini adalah bentuk apresiasi terhadap semangat berkarya yang diwariskan oleh P.K. Ojong dan Jakob Oetama, para visioner di balik Kompas Gramedia, yang percaya bahwa kerja bukan hanya sarana untuk bertahan hidup, tetapi juga cara untuk memberikan makna dan dampak positif bagi masyarakat.

Pameran "Kisah Dari Palmerah" berlangsung dari tanggal 30 Oktober hingga 8 November 2025, dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 18.00 WIB. Pengunjung memiliki kesempatan untuk mengagumi karya-karya dari sejumlah seniman berbakat, termasuk Adinto F. Susanto, Agus Salim, Agus Sutedja, Alf. Yogi S., Aries Tanjung, Barlin Srikaton, Bima M, Bowo Budi Setyo, Candra Rakhmasari, Cosmas Y, Damianus Sunu Wibowo, Darmoro S., Didie SW, Febrina Tiara R.D, Firdaus Husaini, Harifin Rustanto, Helman Taofani, Hermanu, Hilmi Faiq, Ignatius Purnama Adi, Ika W. Burhan, Ilham Khoiri, Jitet Koestana, Keliek D K, M. Hady Santoso, Muhammad Nasir, Nana Wildiana, Nawa Tunggal, Nunk, Pandu LP, Patar Butarbutar, Putu Fajar Arcana, Rachmat Riyadi, Rahardi Handining, Rianto Karman, S. Suryolelono, Setianto Riyadi, Steve Clement, Susi Liu, Thomdean, Wandi S. Brata, Wedha Abdul Rasyid, Wiediantoro, dan Yogi Wistyo.

Melalui pameran ini, Bentara Budaya Jakarta mengundang audiens untuk menjelajahi "Kisah Dari Palmerah," sebuah narasi yang kaya tentang manusia dan karya, tentang ruang yang terus hidup di antara suara mesin cetak dan aspirasi yang tak pernah padam. Pameran ini adalah sebuah perayaan kreativitas, dedikasi, dan semangat kolektif yang menjadi inti dari identitas Kompas Gramedia. Ini adalah pengalaman seni yang tidak hanya memuaskan estetika visual, tetapi juga menyentuh emosi dan membangkitkan inspirasi.

 


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Banjir di Ciparay Kabupaten Bandung, Fasilitas Umum dan Rumah Warga Terendam Hingga Roboh
14 Wartawan Kab. Bandung Lulus UKW Diapresiasi Wakil Ketua APDESI, Ini Pesannya
Humas Era Digital : Membangun Reputasi di Tengah Arus Informasi
Desa Bahowo : Destinasi Ekowisata Unggulan yang Berakar pada Konservasi Mangrove
Epistemologi Kanker "Menjelajahi Batas Pengetahuan dan Ketidakpastian dalam Diagnosis dan Pengobatan"
Dari Palmerah untuk Indonesia : Pameran Seni yang Mengungkap Semangat Kompas Gramedia
Pasar Tradisional : Warna Lokal di Tengah Arus Global
Sehat dan Berbudaya dengan Panganan Tradisional
Pameran Tunggal "Identity" Dewa Made Mustika di Talenta Pop-Up Gallery, Plaza Indonesia   
Komisi A DPRD Kab Bandung Perkuat Koordinasi Antarinstansi untuk Atasi Konflik Pertanahan
Geografi Industri dan Pasar Tenaga Kerja : Relokasi Pabrik Alas Kaki di Indonesia
KIFF 2025 "KCCI Menjadi Garda Depan Diplomasi Budaya Korea di Indonesia"
Komisi C DPRD Kab Bandung Dorong Pengelolaan PJU Lewat Skema KPBU
KIFF 2025 "Kolaborasi Sinematik Mempererat Hubungan Korea-Indonesia"
BREAKING NEWS! Wakil Walikota Bandung Diperiksa Kejaksaan, Benarkah OTT?
"Paradoks Impor Ilegal : Antara Efisiensi Pasar dan Imperatif Revitalisasi Industri Tekstil Nasional"
"Waspada Cuaca Ekstrem : BMKG Imbau Masyarakat Proaktif Antisipasi Hujan dan Lembap"
Perluas Implementasi MBG, Edukasi Pola Makan Hidup Sehat Gencar Disosialisasikan Pemerintah
Tercatat Lulus! 14 Wartawan Kab. Bandung Ikuti UKW di Indramayu
Tempe Simbol Kearifan Lokal Penjelajah Dunia, Menuju Pengakuan UNESCO