Selembar Halaman, Seutas Kebahagiaan 행복을 읽고 한국어로 말하다 Menjelajahi Definisi Kebahagiaan di Indonesia dan Korea

Rabu, 23 Apr 2025 19:00
    Bagikan  
Selembar Halaman, Seutas Kebahagiaan 행복을 읽고 한국어로 말하다 Menjelajahi Definisi Kebahagiaan di Indonesia dan Korea
Nana Wiyono

행복을 읽고 한국어로 말하다 Rabu (23/04/2025) Multifunction Hall KCCI Selembar Halaman, Seutas Kebahagiaan : Menjelajahi Definisi Kebahagiaan di Indonesia dan Korea

NARASINETWORK.COM – Jakarta, Kebahagiaan, sebuah konsep yang mendasar bagi kehidupan manusia, berkembang dan didefinisikan secara berbeda-beda di seluruh dunia. Faktor-faktor sejarah, sosial, ekonomi, dan terutama budaya memegang peran kunci dalam membentuk persepsi dan pencarian kebahagiaan. Indonesia, dengan akar budaya yang kuat dalam spiritualitas dan nilai-nilai kolektif, menawarkan perspektif yang sangat berbeda dibandingkan dengan Korea, yang mengalami transformasi ekonomi pesat dan dibentuk oleh budaya individualisme yang kompetitif. Perbedaan ini menjadi fokus kajian menarik untuk memahami bagaimana konteks sosiokultural membentuk pemahaman dan pengejaran kebahagiaan. Acara “Selembar Halaman, Seutas Kebahagiaan” (행복을 읽고 한국어로 말하다), yang diselenggarakan oleh Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) di Jakarta pada Rabu, 23 April 2025, menjadi platform berharga untuk mengeksplorasi nuansa ini.


Indonesia : Kebahagiaan dalam Harmoni dan Keseimbangan

Di Indonesia, kebahagiaan dijalin erat dengan konsep keseimbangan dan harmoni. Bukan sekadar pencapaian materi, tetapi juga kesejahteraan spiritual dan sosial menjadi elemen kunci. Nilai-nilai kolektifisme dan gotong royong begitu melekat dalam masyarakat Indonesia; kebahagiaan seringkali diukur dari kontribusi individu terhadap kesejahteraan bersama, bukan hanya pencapaian individual semata. Kebahagiaan di sini merupakan pencapaian yang lebih holistik, melibatkan hubungan yang erat dengan keluarga, komunitas, dan lingkungan sekitar.

Peran spiritualitas sangat menonjol dalam mendefinisikan kebahagiaan di Indonesia. Baik agama-agama mayoritas maupun kepercayaan tradisional memberikan panduan moral, makna hidup, dan ketenangan batin. Praktek keagamaan dan kepercayaan seringkali terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, membentuk pandangan hidup dan cara individu menghadapi tantangan. Hubungan keluarga yang kuat, termasuk ikatan dengan keluarga luas (extended family), juga merupakan pilar penting dalam mengejar kebahagiaan. Keharmonisan keluarga dianggap sebagai fondasi yang penting.

Sistem nilai yang menekankan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional ("work-life balance") juga berperan penting. Meskipun cita-cita profesional tinggi dihargai, keprioritasan keluarga dan hubungan sosial seringkali mendapatkan tempat utama. Kesehatan juga merupakan komponen kunci, dipandang sebagai keseluruhan keseimbangan fisik, mental, dan spiritual, bukan hanya ketiadaan penyakit.

Korea : Kebahagiaan dalam Prestasi dan Pengakuan

Korea, dengan perkembangan ekonomi yang pesat, menunjukkan konsep kebahagiaan yang berbeda. Individualisme dan orientasi prestasi sangat dominan. Sukses akademis dan karier seringkali menjadi ukuran utama kebahagiaan, menciptakan budaya kompetitif yang intens. Tekanan untuk mencapai prestasi tinggi mulai dari usia muda sangat tinggi, mengarah pada pengukuran kebahagiaan melalui pencapaian materi, status sosial, dan pengakuan publik.

Meskipun demikian, munculnya gelombang Hallyu (Korean Wave) menunjukkan pergeseran nilai yang halus. Konsep "self-care" dan keseimbangan hidup menjadi semakin populer, menunjukkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan wellbeing di tengah tekanan untuk mencapai prestasi tinggi. Namun, tekanan untuk mencapai sukses masih sangat kuat dan mempengaruhi cara masyarakat Korea memandang kebahagiaan. Peran keluarga masih penting, namun seringkali terbatas oleh tuntutan karier dan harapan sosial yang tinggi.

Kedua negara memiliki pemahaman yang berbeda terhadap kebahagiaan, yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan struktur sosial masing-masing. Indonesia menekankan harmoni, keseimbangan, dan hubungan sosial yang kuat, sedangkan Korea lebih berfokus pada prestasi individual dan pengakuan publik. Meskipun demikian, kedua negara sama-sama menghargai kesehatan, baik fisik maupun mental, sebagai komponen kunci untuk mencapai kebahagiaan.

Acara "Selembar Halaman, Seutas Kebahagiaan" yang diselenggarakan KCCI, dengan memfasilitasi dialog dan pertukaran budaya, memberikan kontribusi penting dalam mengeksplorasi perbedaan dan persamaan ini. Peran KCCI dalam memperkenalkan nilai-nilai budaya Korea kepada masyarakat Indonesia juga memperluas pemahaman kita terhadap berbagai perspektif kebahagiaan di dunia. Melalui pertukaran ini, kita dapat menghargai keragaman dan kompleksitas arti kebahagiaan, dan mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang konsep universal ini. Lebih lanjut, penelitian yang lebih komprehensif diperlukan untuk memahami nuansa yang lebih detail dari perbedaan ini.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Pemilihan Warna, Padu Padan, dan Kesesuaian Situasi untuk Jas Pria
Kepang Rambut Lebih Dari Sekedar Gaya Rambut
Ikebana : Alam, Manusia, dan Spiritualitas
Yuswantoro Adi "A Retrospective Journey Through Time"
Surga Terakhir di Ujung Tanduk "Perjuangan Melindungi Raja Ampat dari Tambang Nikel"
NARASINETWORK.COM Menjajal KRL Seri CL-125 "Inovasi dan Kenyamanan di Jalur Pintu KRL CL- Line Jabodetabek"  
"Bel Canto & Beyond : A Night at the Opera" A Journey into the Sublime World of Classical Music
Anggi Wahyuda "Sebuah Keberanian dan Ketahanan Manusia"
DARI DESA LAHIR INSPIRASI : Wasnadi dan WAS GALLERY "Menjaga Warisan Seni Pahat Topeng dari Slangit, Cirebon"
Garuda Mengudara! Indonesia Taklukkan China, Lanjutkan Perjuangan ke Piala Dunia 2026
Peluncuran Rute Transjabodetabek P11: Konektivitas Baru Bogor-Blok M
Transform Your Style : Kacamata Baru? Pilih Bingkai yang Tepat!
Sambut Idul Adha 2025 : Malam Takbiran Penuh Berkah
Wawancara Tokoh : Sukri Budi Dharma (Butong Idar) "Menyuarakan Disabilitas Lewat Kanvas dan Aksi"
Membedah Isu Rasisme Representatif pada Animasi Upin & Ipin dari Perspektif Seorang Konselor
Wota Wati: Kisah Adaptasi di Bawah Bayang Gunung Karst, Peran Konseling dalam Merajut Kembali Nilai Tradisi
Pernikahan Anak di Lombok: Antara Tradisi Merariq dan Perlindungan Hak Anak dalam Perspektif Konseling Multibu
Merajut Harmoni di Tengah Perbedaan: Modal Sosial sebagai Pilar Kehidupan Multikultural di Jayapura
Muda, Global, dan Lokal: Pergulatan Identitas Budaya Hibrida Generasi Indonesia
Antara Dua Dunia: Dilema Mahasiswa Rantau Menjaga Jati Diri di Kota Besar