Aktivis Papua Desak Gubernur Papua Tengah Berpihak pada Aspirasi Rakyat dan Hentikan Proyek Tambang Merusak

Nasional
Rabu, 23 Jul 2025 09:26
    Bagikan  
Aktivis Papua Desak Gubernur Papua Tengah Berpihak pada Aspirasi Rakyat dan Hentikan Proyek Tambang Merusak
Dok Mahasiswa Paniai

Aktivis Papua Desak Gubernur Papua Tengah Berpihak pada Aspirasi Rakyat dan Hentikan Proyek Tambang Merusak

NARASINETWORK.COM -Para aktivis Papua menyampaikan desakan keras kepada Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk, agar segera berpihak pada aspirasi rakyat, bukan kepentingan elit di Jakarta.

Mereka menilai, hingga saat ini pemerintah daerah tidak menunjukkan komitmen serius dalam merespons isu-isu mendasar seperti pelanggaran HAM, kerusakan lingkungan (ekosida), dan pemusnahan budaya (etnosida) yang terus berlangsung di wilayah Papua.

“Kami tahu betul kondisi di lapangan. Isu HAM dan eksploitasi sumber daya alam terjadi secara sistematis di Papua. Pemerintah harus buka mata dan telinga terhadap jeritan rakyat, bukan terus tunduk pada investor dan kekuasaan pusat,” tegas para aktivis dalam pernyataan sikap.

Baca juga: Mahasiswa dan Masyarakat Paniai Gelar Aksi Tolak Pemekaran Daerah Otonomi Baru dan Eksploitasi Tanah Adat

Salah satu isu utama yang mendapat sorotan adalah proyek tambang Blok Wabu di Intan Jaya, yang dikelola oleh PT ANTAM dan berada di bawah induk perusahaan BUMN MIND ID. Aktivis menilai bahwa proyek ini berlangsung tanpa persetujuan masyarakat adat dan justru menyebabkan kerusakan ekologis serta pengusiran besar-besaran.

Victor Yeimo, tokoh pergerakan Papua, menyebut bahwa aksi ribuan rakyat pada 17 Juli 2025 di Nabire merupakan peringatan keras bagi negara. “Rakyat menolak tambang, menolak perampasan tanah, dan menolak genosida terselubung atas nama pembangunan. Blok Wabu bukan sekadar proyek, tapi simbol kolonialisme ekonomi modern," ujarnya.

Baca juga: Pimpinan Partai Bintang Timur Desak Indonesia Hentikan Pendekatan Militer dan Politis di Papua

Menurutnya, proyek ini telah menyebabkan militerisasi di Intan Jaya dan berdampak pada kehidupan ribuan warga. Amnesty International dan Human Rights Monitor mencatat ribuan orang mengungsi, puluhan tewas, sekolah ditutup, layanan kesehatan lumpuh, dan wilayah dijadikan zona operasi militer.

“Blok Wabu akan menjadi jejak baru kehancuran seperti yang terjadi di Freeport Timika. Di balik setiap gram emas, ada darah rakyat Papua,” tambahnya.

Baca juga: Potret DPR RI dan BGN Gelar Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Desa Karangklesem Banyumas

Yulvin Mote, pimpinan Partai Bintang Timur dan aktivis kemanusiaan Papua, juga menegaskan penolakannya terhadap PT ANTAM di Blok Wabu. Ia mendesak negara untuk tidak lagi menutup mata dan segera membuka ruang dialog internasional, termasuk opsi referendum ulang bagi rakyat Papua.

“Sudah 67 tahun negara gagal menjawab tuntutan orang Papua. Kami tidak butuh pemekaran atau perusahaan tambang. Kami butuh hak menentukan nasib sendiri dan tanah yang aman untuk anak cucu kami,” tegas Yulvin.

Baca juga: Perluas Implementasi MBG, Program Makan Bergizi Gratis Menjadi Harapan bagi Anak-anak Indonesia

Ia menyatakan bahwa pendekatan keamanan dan proyek strategis nasional tidak akan pernah bisa menggantikan hak dasar rakyat Papua atas tanah dan hidup mereka sendiri.

Aktivis juga menyerukan kepada seluruh komponen masyarakat—dari gereja, sekolah, hingga komunitas adat—untuk menjadi pusat pendidikan politik dan perlawanan. Mereka menyerukan perlunya menyatukan gerakan rakyat adat dari Sorong sampai Merauke untuk menolak proyek tambang dan pemekaran wilayah (DOB) yang dinilai sebagai kedok penjajahan ekonomi.

Baca juga: PERLUAS Program Makan Bergizi, Sosialisasi MBG Hadir di Desa Somagede Banyumas

Kesimpulan Tuntutan:

  1. Hentikan proyek Blok Wabu secara total dan permanen.

  2. Tarik seluruh pasukan militer dari Intan Jaya dan wilayah adat lainnya.

  3. Bubarkan PT ANTAM dan cabut semua izin tambang yang ada di Papua.

  4. Negara harus bertanggung jawab atas semua kekerasan dan pengusiran.

  5. Buka ruang dialog internasional atau referendum sebagai jalan damai.

  6. Tolak pemekaran DOB yang merusak tatanan budaya dan mempercepat kolonialisme.

  7. Wujudkan kemerdekaan sejati bagi orang asli Papua.


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Ekspresi Tanpa Sekat : "Nada Merupa" Merayakan Kebebasan Kreativitas
Ngotot! Gubernur Dedi Mulyadi Tak Akan Bayar Proyek yang Dikerjakan Asal-Asalan
Erick Thohir Dipindah Jadi Menpora, DjAmari Chaniago Menko Polkam
"Dari Gereja ke Gereja": Pameran Sketsa Romo Mudji Sutrisno di Balai Budaya Jakarta   
Gedung Permanen Sekolah Rakyat di Ciwidey Bakal Dibangun Tahun 2026, Kemensos Siap Kucurkan Rp200 Miliar
Atasi Kemacetan, Bupati Bandung Soroti Akses Baru Pembangunan Jalan Tol Bandung Selatan
DEEP Indonesia: Cabut Keputusan KPU 731/2025, Harga Mati Transparansi Pemilu
KAI Goes to Campus Vol. 2: Generasi Muda Jadi Motor Inovasi Transportasi Masa Depan
DARI DESA LAHIR INSPIRASI : Firman Wally "Jejak Langkah dari Tahoku ke Kancah Sastra ASEAN"
Wisata Edukasi Perpustakaan : Oasis Ilmu, Ketenangan, dan Kebahagiaan   
KAI Hadir di BBWI Travel Fair 2025: Diskon Tiket KA 20 Persen Ajak Masyarakat Jelajahi Keindahan Nusantara
Commuter Line Basoetta Terus Tumbuh, Andalan Mobilitas Menuju Bandara Soekarno-Hatta Ada Diskon Mulai Hari Ini
Stasiun Jakarta Kota: Jejak Sejarah, Simpul Mobilitas, dan Gerbang Masa Depan
Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Tembus 89 Ribu, Yogyakarta hingga Banyuwangi Jadi Magnet Dunia
KAI Raih Penghargaan Fortune Indonesia 100 Gala 2025, Perkuat Peran sebagai Pilar Transportasi Nasional
Program Makan Bergizi Gratis Hadir di Karawang: Wujudkan Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas 2045
Kereta Api Lokal Area II Bandung: Teman Setia Mobilitas Rakyat dengan Harga Bersahabat, Naik 18% di 2025
Mulai 28 September, KA Matarmaja Ganti Rangkaian Jadi New Generation Hadir Lebih Nyaman dan Tetap Terjangkau
Humaira Sebut Infrastruktur di Pedesaan Tidak Boleh Lagi Terabaikan
Hore!! Jembatan Cikawao Diresmikan dan Sudah Bisa Digunakan Para Pengguna Jalan