Detik-detik Bersejarah Taman Safari Indonesia Jalankan Inseminasi Panda Raksasa 

Rabu, 27 Aug 2025 12:47
    Bagikan  
Detik-detik Bersejarah Taman Safari Indonesia Jalankan Inseminasi Panda Raksasa 
Dok. Taman Safari Indonesia

Detik-detik Bersejarah Taman Safari Indonesia Jalankan Inseminasi Panda Raksasa 

NARASINETWORK.COM -Harapan baru sedang tumbuh di Istana Panda, Taman Safari Bogor.

Tim medis Taman Safari Indonesia, bersama kolaborasi Internasional antara IZW -Berlin Group : Prof. Thomas Hildebrandt (Mr), Dr. Frank Goeritz (Mr), Dr. Susanne Holtze (Mrs), CCRCGP - China : Mr. Zhou Qiang (Mr), IPB University: Dr. Drh. (Vet.) Muhammad Agil, MSc.Agr., Dipl.ACCM, Dr Drh Dedi Setiadi saat ini tengah menjalankan prosedur inseminasi buatan (Artificial Insemination/AI) terhadap sepasang panda raksasa Cai Tao dan Hu Chun.

Upaya monumental ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan kelahiran bayi panda pertama di Indonesia sebuah pencapaian bersejarah dalam dunia konservasi satwa.

Reproduksi panda raksasa sejak lama dikenal sebagai salah satu tantangan terbesar dalam konservasi. Panda betina hanya memiliki masa subur sekali dalam setahun, dengan periode singkat selama 2–3 hari.

Baca juga: JUTAAN Penerima Manfaat Akan Jadi Target Penerima Program Makan Bergizi Gratis 

Usia sel telur hanya beberapa jam, dan kesuburan hanya beberapa jam, sehingga sangat krusial. untuk musim kawin, panda adalah monoestrous, hanya subur 1 tahun sekali Tingkat keberhasilan kawin alami pun sangat rendah.

Oleh karena itu, inseminasi buatan hadir sebagai pendekatan ilmiah yang dirancang untuk meningkatkan peluang keberhasilan reproduksi.

“Kami tidak menggantikan alam, tetapi membantu alam agar peluang keberhasilan lebih tinggi,” ungkap drh. Bongot Huaso Mulia, M.Si, Vice President Life Science Taman Safari Indonesia.

Baca juga: Presentasi Karya, 50 Nomine Lomba Menulis Surat Guru dan Siswa se-Sumbar Unjuk Gigi

Sejak 2022, Taman Safari Indonesia telah menyiapkan program inseminasi buatan panda dengan standar internasional. Proses ini mencakup pemantauan hormon secara real-time, pengambilan sampel, hingga tindakan medis yang dilakukan oleh tim multidisiplin yang terdiri dari dokter hewan spesialis, ahli anestesi, teknisi reproduksi, serta keeper yang memahami perilaku panda.   

Pada tahun 2024, program ini sempat mencatat capaian signifikan dengan terkonfirmasi nya pembuahan di hari ke-40 pasca inseminasi, meski embrio tidak berkembang sempurna. Pengalaman tersebut menjadi pondasi penting yang kini membawa optimisme tinggi pada prosedur inseminasi tahun 2025.

Menurut data terbaru dari National Giant Panda Conservation and Research Center, populasi panda raksasa di alam liar diperkirakan hanya sekitar 1.860 individu, dengan tambahan lebih dari 700 panda yang hidup di penangkaran di berbagai belahan dunia.

Baca juga: MENUJU Indonesia Emas, Sosialisasi Program MBG Terus di Galakan Badan Gizi Nasional

Di Indonesia, satu-satunya panda raksasa hanya dapat ditemui di Istana Panda Taman Safari Bogor, yaitu Cai Tao dan Hu Chun yang datang pada 2017 sebagai simbol persahabatan Indonesia Tiongkok.

Upaya inseminasi ini bukan sekadar langkah medis, tetapi juga bentuk kontribusi Indonesia dalam menjaga keberlangsungan spesies ikonik, Status panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) menurut IUCN saat ini adalah rentan (vulnerable).

Jika berhasil, Indonesia akan mencatatkan diri sebagai negara di Asia Tenggara yang sukses membiakkan panda melalui inseminasi buatan, setelah Singapura, Malaysia, Thailand yang lebih dahulu melahirkan anak Panda.

Baca juga: JUTAAN Penerima Manfaat Akan Jadi Target Penerima Program Makan Bergizi Gratis 

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga kontribusi global dalam menjaga kelestarian satwa yang menjadi simbol persahabatan dan konservasi dunia.

“Harapan kami sederhana namun besar: Hu Chun dan Cai Tao memiliki keturunan di Taman Safari Indonesia. Ini adalah warisan dunia yang harus kita jaga bersama,” tutup drh. Bongot.

Program konservasi Panda Raksasa di Taman Safari Bogor merupakan hasil kerja sama resmi antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok. Kehadiran Cai Tao dan Hu Chun sejak 2017 bukan hanya menjadi simbol diplomasi dua negara, tetapi juga komitmen bersama untuk melestarikan salah satu spesies paling ikonik di dunia. Melalui langkah berani ini, Taman Safari Indonesia semakin menegaskan perannya sebagai pusat konservasi kelas dunia yang berkontribusi nyata terhadap masa depan satwa liar.

Baca juga: MENUJU Indonesia Emas, Sosialisasi Program MBG Terus di Galakan Badan Gizi Nasional

Tentang Taman Safari Indonesia 

Taman Safari Indonesia adalah taman rekreasi bertema dan lembaga konservasi kelas dunia yang terletak di enam lokasi dan empat resort di seluruh Indonesia. Taman ini memiliki lebih dari 673 spesies dan 22963 satwa dan menarik lebih dari 5 juta pengunjung setiap tahunnya.

Sejak tahun 1980, Taman Safari Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyelamatkan, merehabilitasi, dan melepaskan ribuan hewan kembali ke alam liar. Sebagai hasilnya, Taman Safari Indonesia telah menjadi organisasi konservasi global terkemuka untuk satwa liar endemik Indonesia dan spesies yang terancam punah.

Taman Safari Indonesia telah meraih empat sertifikasi internasional dan lebih dari 20 penghargaan nasional atas upayanya dalam bidang konservasi dan rekreasi.

Baca juga: JUTAAN Penerima Manfaat Akan Jadi Target Penerima Program Makan Bergizi Gratis 

Perjalanan Taman Safari Indonesia dimulai dengan pembukaan area konservasi satwa liarnya yang pertama, The Great Taman Safari Bogor, di Cisarua, Bogor, pada bulan April 1986. Seiring berjalannya waktu, Taman Safari Indonesia memperluas jejaknya dengan mendirikan The Grand Taman Safari Indonesia Prigen di Pasuruan, Jawa Timur, pada bulan Desember 1997.

Keberhasilan dua area konservasi ini menginspirasi Taman Safari Indonesia untuk menciptakan situs tambahan, termasuk The Amazing Taman Safari Bali, The Fantastic Beach Safari di Batang, Jawa Tengah, Jakarta Aquarium & Safari, Solo Safari, dan yang terbaru Marine safari Bali, Varuna Bali dan Enchanting Valley Bogor.

Taman Safari Indonesia juga mengawasi beberapa bisnis terkait pariwisata, seperti Royal Safari Garden, Safari Resort, Baobab Safari Resort, Mara River Safari Lodge, dan Gerai Souvenir Safari Wonders. 

 

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

De Auntea : Destinasi Baru di Bangbarung Bogor,  Wajib Dikunjungi Pecinta Kopi dan Kuliner
Dari Tubuh yang "Berbeda" Menuju Marginalisasi : Diskursus Bullying dan Anak Disabilitas
Melani Miryam Wamea "Lentera dari Timur, Pengabdian untuk Ibu Pertiwi"
Flyover Bojongsoang Dinantikan Warga, Kapan Mau Dibangun ?
Akulturasi Budaya dalam Seporsi Ketoprak Stasiun Tebet
Maghrib di Istiqlal : Refleksi Spiritualitas di Jantung Batavia
Dari Langkah Kecil Menuju Indonesia Emas 2045: Centratama dan Human Initiative Hadirkan Pojok Baca Digital
'Dandiya Raas' dan Pesona Seni India di Jakarta : Karya Vijay Laxmi Birla dalam Pameran 'THE FUTURE'
Kang DS Minta Pengurus Koperasi Desa Merah Putih Kuasai Digitalisasi: “Jangan Asal Pinjamkan Dana!”
Wakil Ketua DPR RI Sebut Anggaran di Kemensos Belum Terserap Maksimal, Beruntung Sekolah Rakyat Terealisasi
Sosialisasi Makan Bergizi Gratis di Depok: Dorong Dukungan Masyarakat untuk Anak Sehat dan Cerdas
Viral! Warga Solokanjeruk Terpaksa Gunakan Odong-Odong Larikan Pasien Ke Rumah Sakit
Proyek Tol Getaci: Tol Terpanjang di Indonesia yang Masih Tertunda
Bupati Bandung Dorong Operasional Koperasi Merah Putih Kolaborasi Dengan SPPG 
Kutu Rambut? No Way! Tips Efektif Menjaga Rambut Anak Tetap Bersih dan Sehat
Pentas Sastra Badan Bahasa 2025 : Tampilkan Ragam Ekspresi Sastra dari 87 Penampil Terpilih
RSUD Majalaya Edukasi Masyarakat Sejak Dini, Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut
Program Makan Bergizi Gratis di Depok: Komitmen Pemerintah Wujudkan Generasi Emas 2045
Program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Bandung: Wujud Komitmen Bersama Membangun Generasi Emas Indonesia
Uban : Menerima, Menyembunyikan, atau Menghadapinya dengan Gaya?