NARASINETWORK.COM - Jakarta, Era digital yang kita jalani saat ini ditandai dengan arus informasi yang deras dan tak terbendung. Lanskap digital yang serba cepat dan mudah diakses ini, sayangnya, juga menjadi lahan subur bagi penyebaran informasi yang menyesatkan, hoaks, dan berita bohong. Hal ini menghadirkan tantangan besar bagi publik untuk memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga menyulitkan mereka dalam membuat keputusan yang tepat.
Data dari Kementerian Komunikasi dan Digital menunjukkan bahwa pada tahun 2024, sebanyak 1.923 konten hoaks, berita bohong, dan informasi palsu berhasil diidentifikasi dan diklarifikasi. Angka ini bahkan lebih tinggi jika melihat data dari MAFINDO (Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia), yang mencatat 2.119 hoaks di semester pertama tahun 2024, hampir menyamai total temuan hoaks sepanjang tahun 2023. Lonjakan hoaks ini diduga erat kaitannya dengan pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah serentak yang berlangsung di tahun 2024.
Di tengah kondisi ini, peran jurnalistik yang bertanggung jawab menjadi semakin krusial. Publik membutuhkan liputan jurnalistik yang akurat dan terpercaya untuk membantu mereka dalam membuat pilihan yang tepat. Jurnalisme investigasi, dengan kemampuannya untuk mengungkap fakta tersembunyi di balik arus informasi yang deras, menjadi sangat penting untuk menjaga integritas dan kredibilitas informasi yang beredar di masyarakat.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, program pelatihan "Investigative Reporting di Era Disrupsi Media Sosial" hadir sebagai langkah penting dalam membekali jurnalis dengan keterampilan investigasi yang kuat. Pelatihan yang diadakan pada Sabtu (03/05/2025) di Oesman Effendy, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman jurnalis tentang pentingnya investigasi, serta memberikan mereka metode investigasi yang efektif, termasuk penggunaan data digital dan OSINT (Open Source Intelligence).
Program ini akan mencakup pengajaran teknik verifikasi informasi, pengelolaan sumber data dalam investigasi, serta strategi untuk menciptakan publikasi yang menarik dan informatif. Hal ini penting untuk memastikan bahwa jurnalis dapat menghasilkan laporan yang berkualitas tinggi dan dapat bersaing dengan berbagai konten lain di ruang digital.
Peserta pelatihan ini mencakup jurnalis media cetak, online, radio, dan televisi, serta mahasiswa jurnalistik dan komunikasi. Pelatihan akan dilakukan melalui metode kuliah dan diskusi dengan narasumber ahli, analisis studi kasus laporan investigasi yang telah dipublikasikan, serta sesi tanya jawab dan evaluasi untuk memperdalam pemahaman peserta.
Narasumber program ini terdiri dari jurnalis investigatif senior dan pakar OSINT dan keamanan digital, diantaranya adalah Kholikul Alim (Editor Indonesia, Jaringan Jurnalisme Investigatif Global) dan Margareth Aritonang (Jurnalis Lepas).
Melalui program ini, diharapkan jurnalis dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi lanskap informasi digital yang kompleks, menghasilkan laporan investigasi yang akurat dan kredibel, dan memberikan kontribusi penting dalam menjaga integritas informasi dan membangun kepercayaan publik.
(*)