Menyingkap Cinta Ilahi : Sebuah Interpretasi Lukisan Novi Priyanti atas Filosofi Rumi

Senin, 17 Mar 2025 10:00
    Bagikan  
Menyingkap Cinta Ilahi : Sebuah Interpretasi Lukisan Novi Priyanti atas Filosofi Rumi
Novi Priyanti

Menyingkap Cinta Ilahi: Sebuah Interpretasi Lukisan Novi Priyanti atas Filosofi Rumi Lukisan Cat Air Cinta (Jalaluddin Rumi) karya Novi Priyanti

NARASINETWORK.COM - Jakarta, Lukisan cat air "Cinta (Jalaluddin Rumi)" karya Novi Priyanti merupakan interpretasi visual yang memikat dari puisi-puisi sufi Jalaluddin Rumi, khususnya eksplorasi mendalamnya tentang cinta ilahi. Lebih dari sekadar representasi visual, lukisan ini menjadi jendela menuju pemahaman filosofi Rumi yang kaya dan kompleks. Melalui teknik cat air yang halus dan palet warna yang lembut, Novi Priyanti berhasil menangkap esensi perjalanan spiritual dan emosional yang diungkapkan Rumi dalam karyanya.

Figur sentral dalam lukisan, seorang penari Sufi, digambarkan dalam keadaan trans yang penuh pengabdian. Jubahnya yang mengalir, hampir eterik, menggambarkan gerakan yang melampaui batas fisik, mencerminkan perjalanan spiritual menuju penyatuan dengan Yang Maha Kuasa. Gerakan putaran yang tersirat dalam goresan latar belakang vertikal, selaras dengan praktik sama', tarian Sufi yang bertujuan untuk mencapai ekstasi spiritual melalui gerakan fisik. Ini menunjukkan filosofi Rumi tentang bagaimana cinta ilahi dapat dicapai melalui penyerahan diri total dan pengosongan ego.

Palet warna yang didominasi abu-abu dan cokelat kusam menciptakan suasana kontemplatif, sejalan dengan sifat introspektif puisi-puisi Rumi. Warna-warna ini bukan sekadar pilihan estetika, tetapi juga simbol dari perjalanan spiritual yang penuh perenungan dan penemuan diri. Gradasi warna yang halus dan sapuan cat air yang lembut menunjukkan kedalaman dan misteri cinta ilahi, yang tak mudah dipahami dengan akal semata, melainkan harus dihayati melalui pengalaman spiritual.

Postur penari Sufi dengan lengan terentang dan kepala sedikit miring menyampaikan rasa penyerahan dan keterbukaan. Ini merefleksikan ajaran Rumi tentang pentingnya fana' (kehilangan diri) untuk mencapai baqa' (kekekalan dalam Tuhan). Penyerahan diri total kepada cinta ilahi, melepaskan ego dan keinginan duniawi, adalah kunci untuk mencapai penyatuan dengan Yang Maha Kuasa. Filosofi Rumi tentang cinta bukanlah cinta romantis biasa, melainkan cinta yang transenden, yang menghubungkan manusia dengan realitas yang lebih tinggi.

Kemahiran Novi Priyanti dalam menggunakan cat air menciptakan rasa gerakan dan energi, namun efek keseluruhannya adalah ketenangan dan kedamaian. Ini menunjukkan paradoks dalam filosofi Rumi: perjalanan spiritual menuju cinta ilahi mungkin penuh tantangan dan pergumulan, namun akhirnya akan membawa pada kedamaian dan kepuasan batin yang mendalam. Tepi figur yang sedikit buram dan perpaduan warna yang halus menambah kualitas eterik lukisan, menunjukkan sifat transenden cinta yang tak terbatas dan melampaui batas-batas ruang dan waktu.

Secara keseluruhan, lukisan "Cinta (Jalaluddin Rumi)" bukan hanya sekadar karya seni yang indah, tetapi juga representasi visual yang kuat dari filosofi Rumi tentang cinta ilahi. Lukisan ini mengajak penonton untuk merenungkan sifat cinta yang transenden, kekuatan transformatifnya, dan kemampuannya untuk menghubungkan kita dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Melalui keindahan estetika dan kedalaman filosofisnya, lukisan ini menjadi sebuah meditasi visual yang menggugah jiwa.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Vonis 3 Bulan Kepala Sekolah Penganiaya Siswa MI Al Gozali: Keluarga Korban Teriakkan Ketidakadilan
Transformasi Layanan Kesehatan: RSUD Majalaya Antar Obat Hingga ke Rumah Petani
A Visual Jaunt Across Parisian Rooftops in "Paris Toits Chats": An Illustrative Narrative
Jelajah Visual Atap Paris dalam Paris Toits Chats Sebuah Narasi Ilustratif
Perumda Tirta Raharja Gelar Promo Menarik “Okto-BER-Hadiah” bagi Pelanggan Baru
Gerakan Serentak! Satgas Pemkab Bandung Gempur Reklame Tanpa Izin di Soreang dan Katapang
27 Badan Publik di Kabupaten Bandung Raih Predikat Informatif Tahun 2025
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Madiun: Wujud Kepedulian untuk Generasi Sehat dan Cerdas
Hanna Rambe Berpulang : Selamat Jalan, Jurnalis dan Penulis Inspiratif
De Auntea : Destinasi Baru di Bangbarung Bogor,  Wajib Dikunjungi Pecinta Kopi dan Kuliner
Dari Tubuh yang "Berbeda" Menuju Marginalisasi : Diskursus Bullying dan Anak Disabilitas
Melani Miryam Wamea "Lentera dari Timur, Pengabdian untuk Ibu Pertiwi"
Flyover Bojongsoang Dinantikan Warga, Kapan Mau Dibangun ?
Akulturasi Budaya dalam Seporsi Ketoprak Stasiun Tebet
Maghrib di Istiqlal : Refleksi Spiritualitas di Jantung Batavia
Dari Langkah Kecil Menuju Indonesia Emas 2045: Centratama dan Human Initiative Hadirkan Pojok Baca Digital
'Dandiya Raas' dan Pesona Seni India di Jakarta : Karya Vijay Laxmi Birla dalam Pameran 'THE FUTURE'
Kang DS Minta Pengurus Koperasi Desa Merah Putih Kuasai Digitalisasi: “Jangan Asal Pinjamkan Dana!”
Wakil Ketua DPR RI Sebut Anggaran di Kemensos Belum Terserap Maksimal, Beruntung Sekolah Rakyat Terealisasi
Sosialisasi Makan Bergizi Gratis di Depok: Dorong Dukungan Masyarakat untuk Anak Sehat dan Cerdas