NARASINETWORK.COM -Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali disosialisasikan DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN). Program MBG menjadi fondasi mahal bangsa Indonesia menuju generasi emas ditahun 2045. Program MBG diharapkan dapat melahirkan generasi berkualitas, sehat, dan cerdas dimasa mendatang.
Kegiatan sosialisasi program MBG ini digelar di Gedung Nararya Kirana, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Jumat (17/10). Acara ini dibuka langsung oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, Anggota Komisi VI DPR RI Amin AK, perwakilan dari Direktorat Promosi dan Edukasi Gizi BGN, Mochamad Halim serta tokoh masyarakat setempat.
Dalam paparannya, Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani menegaskan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Baca juga: Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Depok Dorong Kesadaran Gizi Masyarakat
“Jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi sejak masa awal kehidupan, dampaknya bisa permanen anak berisiko stunting, memiliki daya pikir rendah, dan sulit berdaya saing di masa depan,” papar Netty Prasetiyani.
Ia juga menekankan pentingnya peran ibu dalam memastikan anak mendapat asupan bergizi seimbang dari bahan pangan lokal serta aktif memanfaatkan fasilitas kesehatan. “Kunci utama ada di rumah tangga. Ibu-ibu di Lumajang punya peran besar memastikan anak-anak tumbuh sehat dan kuat,” tegas Netty.
Selasas, Anggota Komisi VI DPR RI, Amin AK menyebut program MBG sebagai investasi gizi jangka panjang untuk menyiapkan generasi Indonesia yang sehat dan berdaya saing. Menurutnya, MBG bukan sekadar memberi makanan bergizi, tetapi juga membangun masa depan bangsa melalui peningkatan kualitas gizi anak sejak dini.
Baca juga: Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Rokan Hilir Dorong Manfaat Keberlanjutan
“Kita ingin anak-anak tumbuh sehat dari hasil bumi daerah sendiri, ini bukan hanya soal gizi, tapi juga tentang kemandirian ekonomi Lumajang,” ungkapnya.
Amin juga menekankan pentingnya pemberdayaan petani dan UMKM lokal agar bahan pangan yang digunakan benar-benar berasal dari sumber berkualitas di daerah.
Dari sisi pelaksanaan program, perwakilan BGN, Mochamad Halim menjelaskan bahwa MBG berpedoman pada empat standar utama: kecukupan kalori, gizi seimbang, keamanan pangan, dan pemanfaatan bahan pangan lokal. Ia menilai program ini bukan sekadar memberikan makan, tetapi menjadi bagian dari strategi nasional untuk membangun generasi emas 2045.
“Program ini memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan,” tuturnya.
Halim juga menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat serta pengawasan digital melalui portal resmi BGN untuk menjamin transparansi dan keberlanjutan pelaksanaan program.
Sosialisasi MBG di Lumajang berjalan interaktif, dengan antusiasme tinggi dari masyarakat dan para ibu yang hadir. Para narasumber sepakat bahwa kolaborasi antara pemerintah, DPR, dan masyarakat menjadi kunci agar program MBG benar-benar membawa manfaat bagi generasi penerus dan memperkuat ketahanan pangan serta ekonomi lokal.