Sason dan Pitutur : Menjaga Warisan Budaya Jawa di Era Modern

Minggu, 6 Apr 2025 19:00
    Bagikan  
Sason dan Pitutur : Menjaga Warisan Budaya Jawa di Era Modern
Sason

Pelukis Sason menjaga warisan adiluhung Jawa melalui karya lukisan cat airnya yang diberi judul Pitutur

NARASINETWORK.COM - Yogyakarta, Lukisan dengan media cat air "Pitutur," karya Sason, bukanlah sekadar karya seni visual yang indah; ia merupakan sebuah pernyataan artistik yang kaya akan simbolisme dan makna filosofis yang mendalam. Lebih dari sekadar menampilkan keindahan, lukisan ini bertujuan untuk mendekonstruksi dan mengeksplorasi nilai-nilai adiluhung perempuan Jawa, mengungkapkan esensi kebijaksanaan, keanggunan, dan peran penting mereka dalam menjaga harmoni kehidupan. Judul "Pitutur," yang berarti "nasihat" atau "petuah" dalam bahasa Jawa, menunjukkan secara langsung inti pesan yang ingin disampaikan sang seniman: sebuah warisan nilai-nilai luhur yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Figur sentral lukisan ini, seorang perempuan Jawa yang digambarkan dengan pose duduk yang tenang dan anggun, merupakan representasi ideal wanita Jawa. Bukan sekadar penampilan fisik, keanggunannya mencerminkan kehalusan (keanggunan) batin yang terpancar dari sikap dan perilakunya. Busana tradisional yang dikenakannya, dengan detail yang mungkin tertangkap mata yang jeli, menunjukkan penghormatan terhadap tradisi dan akar budaya. Posisi duduknya yang tenang dan terkendali menunjukkan penguasaan diri dan tata krama (etika dan kesopanan) yang tinggi, mencerminkan pengendalian diri dan kesopanan yang dihargai dalam budaya Jawa. Ekspresi wajahnya yang damai dan tenang menggambarkan ngesti (kesadaran diri) yang mendalam, sebuah pemahaman yang utuh akan dirinya sendiri dan perannya dalam masyarakat dan lingkungannya. Ia bukan sekadar individu, tetapi representasi dari nilai-nilai luhur yang dipegang teguh.

Latar belakang lukisan, yang didominasi oleh bunga lili yang mekar sempurna, bukanlah sekadar elemen estetika. Bunga lili, dengan keindahan dan kesuciannya, melambangkan kawiruh (pengetahuan) dan pitutur (nasihat) yang tersirat dalam keseluruhan komposisi. Bunga lili yang mekar sempurna dapat diartikan sebagai pencapaian pengetahuan yang utuh dan bijaksana, sebuah pengetahuan yang kemudian dibagikan sebagai nasihat atau petuah bagi orang lain. Kehadiran bunga lili bukanlah kebetulan, tetapi pilihan artistik yang penuh makna, menunjukkan perjalanan pencapaian pengetahuan dan kebijaksanaan yang menjadi ciri khas perempuan Jawa yang ideal.

Kehadiran kupu-kupu, burung, dan serangga lainnya mungkin juga memiliki makna simbolik yang perlu dikaji lebih lanjut. Mungkin mereka merepresentasikan keharmonisan alam dan hubungan manusia dengan lingkungannya, menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Setiap elemen dalam lukisan ini, dari figur sentral hingga detail-detail terkecil, berkontribusi pada narasi keseluruhan yang ingin disampaikan Sason.

Komposisi keseluruhan lukisan, perempuan yang tenang di tengah mekarnya bunga lili, dikelilingi oleh makhluk-makhluk alam, menunjukkan keseimbangan dan harmoni. Ini merupakan refleksi dari nilai-nilai Jawa yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup, antara diri sendiri, masyarakat, dan alam. Perempuan dalam lukisan ini bukan hanya representasi keindahan fisik, tetapi juga simbol kebijaksanaan, kesabaran, dan kemampuan untuk menjaga keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Ia adalah simbol ideal perempuan Jawa yang mampu menggabungkan keanggunan, kebijaksanaan, dan peran penting dalam menjaga keseimbangan sosial dan alam.

"Pitutur" bukan hanya sebuah lukisan, tetapi sebuah karya seni yang sarat makna dan pesan moral. Melalui simbolisme yang kaya dan komposisi yang apik, Sason berhasil menyampaikan pesan tentang nilai-nilai adiluhung perempuan Jawa yang tetap relevan dan perlu dijaga kelestariannya di era modern. Lukisan ini mengajak kita untuk merenungkan kembali arti penting dari kehalusan, kawiruh, tata krama, ngesti, dan pitutur dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat menjadi panduan dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan seimbang. Ia adalah sebuah warisan budaya yang perlu dihargai dan dilestarikan untuk generasi mendatang.


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Mengungkap Kelezatan RawonHidangan Khas Jawa Timur
Seminari St. Paulus Sambut Delegasi IIS Perkenalkan Pendidikan Lintas Iman
SOSOK- Kompol Ivan Taufiq: Pejabat Polresta Bandung dengan Rekam Jejaknya yang Menarik
Delegasi IIS di Borobudur Meneladani Kerukunan dari Tokoh Buddhis
Stiker Doa di WhatsApp Simbol Simpati atau Untaian Ibadah ?
Transformasi Pendidikan Digitalisasi Pembelajaran Sentuh Daerah 3T di Kalimantan Timur dan Maluku
Peringatan Hari Diabetes Sedunia Pemerintah Perkuat Upaya Pencegahan dan Pengobatan
Benarkah Pemerintah Gratiskan Tarif Listrik Sampai 700 ribu? Masyarakat Minta PLN Cepat Respon!
IABC Indonesia Conference 2025 Wamenkes Tekankan Pentingnya Komunikasi Strategis dalam Kesehatan
Pertemuan di Istana Merdeka Presiden Prabowo dan Wakil Ketua DPR Fokus pada Program Strategis
Digitalisasi Sistem Pemerintahan Kementerian PANRB dan Kadin Indonesia Jalin Kemitraan Strategis
PANRB Fokus pada Penguatan Kelembagaan dan SDM BP Batam
Kerap Resahkan Warga, Satpol PP Kabupaten Bandung Amankan Sejumlah Gelandang di Soreang
Gaya Hidup Camper Van di Era Modern
Revolusi UMKM Teknologi Tepat Guna Sebagai Katalisator Pertumbuhan
Peringatan 250 Tahun Korps Marinir AS Momentum Eratkan Hubungan Indonesia - AS
Kunjungan Kerja Menhan RI ke Aceh Fokus pada Pembinaan Satuan Teritorial
Revitalisasi Pendidikan Vokasi Pemerintah Tingkatkan Kualitas SDM
Indonesia Uji Klinis Vaksin TBC Inhalasi Terobosan Baru Berantas Tuberkulosis
Kemendikdasmen Sabet Penghargaan IMPRA 2025 Kampanye "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" Jadi Sorotan