Panganan Desa Papais Asin : Melestarikan Warisan Kuliner Desa Batulawang

Minggu, 16 Feb 2025 07:00
    Bagikan  
Panganan Desa Papais Asin : Melestarikan Warisan Kuliner Desa Batulawang
Nana Wiyono

Hasanah salah satu petani dari Desa Batulawang juga pelestari panganan desa yaitu Papais Asin

NARASINETWORK.COM - Cipanas, Perkembangan kuliner modern menimbulkan tantangan signifikan terhadap kelestarian warisan kuliner tradisional Indonesia. Namun, Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur,  Jawa Barat, menunjukkan komitmen yang teguh dalam upaya pelestarian tersebut melalui produksi dan pemasaran papais, sebuah kue tradisional khas daerah ini. Ibu Hasanah, pembuat panganan desa, mempertahankan resep dan teknik pembuatan papais, termasuk varian papais asin, secara turun-temurun.

Papais yang terbuat dari bahan baku tepung beras, kelapa parut, dan tepung tapioka, memiliki proses pembuatan yang unik dan khas. Pengukusan bahan baku sebelum proses pencampuran menghasilkan tekstur yang lembut serta aroma yang khas. Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus bukan sekadar aspek pengemasan, melainkan merupakan bagian integral dari proses pembuatan yang telah diwariskan secara turun-temurun, sehingga menghasilkan cita rasa dan aroma yang autentik.

Papais asin yang dibuat oleh Ibu Hasanah memiliki cita rasa yang gurih dan unik. Proses pembuatannya serupa dengan papais manis, namun dengan tambahan garam yang memberikan rasa asin yang khas. Papais asin ini biasanya dinikmati sebagai camilan atau pelengkap makanan utama.

Berikut adalah contoh resep papais asin yang diwariskan turun-temurun di Desa Batulawang:

 Bahan:

 - 250 gram tepung beras

 - 100 gram tepung tapioka

 - 100 gram kelapa parut

 - 150 ml santan

 - 1 sendok teh garam

 - Gula pasir secukupnya

 - Daun pisang untuk membungkus

Cara Membuat:

 Campur tepung beras, tepung tapioka, dan garam dalam wadah.

 Kukus campuran tepung selama 15 menit.

 Setelah dingin, campurkan kelapa parut dan santan ke dalam adonan tepung. Aduk rata.

 Bentuk adonan menjadi bulat pipih.

 Bungkus setiap adonan dengan daun pisang yang telah diolesi sedikit minyak.

 Kukus kembali papais yang telah dibungkus selama 30 menit.

 Setelah matang, papais asin siap disajikan.

Keberagaman kuliner tradisional di Desa Batulawang juga mencakup bugis, awug, kue ali, kembang goyang, dan rengginang, yang menunjukkan kekayaan budaya kuliner lokal. Kendati demikian, minat generasi muda yang cenderung beralih ke kuliner modern menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Keberagaman kuliner tradisional di Desa Batulawang 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, upaya yang efektif meliputi keterlibatan generasi muda secara langsung dalam proses produksi, memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar dari para pelestari panganan desa berpengalaman seperti Ibu Hasanah, sehingga mereka dapat memahami nilai-nilai budaya dan keahlian yang terkandung di dalamnya. Selain itu, promosi dan edukasi melalui berbagai media massa, baik daring maupun luring, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian kuliner tradisional.

Peran pemerintah daerah juga sangat krusial dalam mendukung pelestarian ini. Bantuan berupa pelatihan, fasilitas akses pasar, dan program promosi akan sangat membantu para pengrajin dalam mengembangkan usaha dan memperluas jangkauan pemasaran produk mereka. Dengan demikian, melimpahnya warisan kuliner Indonesia dapat terjamin bagi generasi mendatang.

Melalui sinergi dan kerja sama seluruh pihak, papais, termasuk varian asinnya, dan kuliner tradisional lainnya akan tetap lestari, bukan hanya sebagai kenangan masa lalu, tetapi sebagai warisan budaya bangsa Indonesia yang berharga dan patut dibanggakan.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Bupati, DPRD dan Forkopimda Gelar Silaturahmi dan Deklarasi Damai Bersama Ormas Se Kabupaten Bandung
Tak Ada Istilah Penonaktifan di DPR, Pakar dan Pengamat Angkat Bicara
Gerakan Masyarakat Kabupaten Bandung, Rencanakan Aksi Demo di Komplek Pemda, Ini Tuntutannya 
Ketum BPP KAPMI Muliansyah Semprot Pemerintah Soal Penutupan Aplikasi MODI, Minta Kementerian ESDM Klarifikasi
ASBI Foundation Genap Setahun: Jejak Kecil yang Berubah Menjadi Manfaat Besar
Jelang Hari Pelanggan, PLN dan Pemkab Garut Perkuat Sinergi Jaga Keandalan Listrik
KCCI Hadirkan "Semarak Lentera Sutra Jinju Korea": Menjelajahi Warisan Budaya Korea
Diskusi Buku "Sitti Manggopoh" di LKBN ANTARA Biro Padang
Gusra Farnita, Guru SD, dan Dyima Guszita, Siswa SMA, Raih Juara Lomba Menulis Surat Guru dan Siswa se-Sumbar
Warga Ciparay Teriak Kesal: Jalan Rusak Parah Akibat Galian Air
Kang DS Siapkan Kab. Bandung untuk Anugerah Penyiaran KPID Jabar
Detik-detik Bersejarah Taman Safari Indonesia Jalankan Inseminasi Panda Raksasa 
Pameran Ikebana International Jakarta : "Harmony with Nature"
Presentasi Karya, 50 Nomine Lomba Menulis Surat Guru dan Siswa se-Sumbar Unjuk Gigi
Mengemudi Mobil Dengan Aman Bersama Si Kecil
Commuter Line Friendly : Tips Sehat dan Bugar Setelah Perjalanan
Memilih Buku Dongeng yang Tepat untuk Anak "Tumbuhkan Imajinasi dan Kreativitas"
Jakarta Conservatory of Music Hadirkan "Soirée Française"
KOMPPI Kembali Hadirkan Pameran Lukisan "Budaya Jakarta Tak Lekang Waktu" 2025
Partai Bintang Timur: New York Agreement Cacat Hukum dan Moral, Abaikan Hak Politik Papua, 63 tahun