Seminari St. Paulus Sambut Delegasi IIS Perkenalkan Pendidikan Lintas Iman

Selasa, 18 Nov 2025 15:43
    Bagikan  
Seminari St. Paulus Sambut Delegasi IIS Perkenalkan Pendidikan Lintas Iman
Istimewa

Delegasi Indonesian Interfaith Scholarship (IIS) dari Austria mengunjungi Seminari Tinggi St. Paulus di Yogyakarta untuk mempelajari keberagaman dan toleransi di Indonesia.

NARASINETWORK.COM - Sebagai bagian dari Indonesian Interfaith Scholarship 2025 (IIS), delegasi Austria memulai kunjungan ke Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta. Kunjungan ini membuka program pembelajaran lintas agama dan budaya bagi peserta.

Abd. Suud, perwakilan Kanwil Kemenag DIY, menyambut delegasi IIS 2025 dan menyampaikan bahwa Yogyakarta dikenal sebagai ruang aman bagi keberagaman. Keberadaan Seminari Tinggi St. Paulus membuktikan toleransi dan penghormatan antaragama telah berakar di masyarakat.

“Yogyakarta dengan populasi Muslim terbesar, tetap menjaga kerukunan. Kehadiran seminari ini menunjukkan masyarakat kami hidup berdampingan dengan rasa hormat,” ujarnya.

Seminari Tinggi St. Paulus bertujuan membentuk calon imam yang siap secara akademik, karakter, spiritualitas, dan pastoral di masyarakat majemuk.

Rektor Seminari, Rm. Alexius Dwi Aryanto, menjelaskan bahwa seminari ini berdiri sejak 15 Agustus 1936 di Muntilan, dan kemudian pindah ke Yogyakarta sebagai pusat pembinaan calon imam Katolik.

“Seminari ini mendidik calon pastor untuk Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Purwokerto, dan Keuskupan Ketapang di Kalimantan Barat,” ungkap Rm. Alexius.

Dalam dialog, Romo Dominikus Sukristiono menjelaskan bahwa Seminari St. Paulus mendidik calon imam melalui pendidikan berjenjang, mulai dari seminari menengah hingga tinggi, dengan kurikulum yang tidak hanya berfokus pada ilmu keagamaan.

Pembinaan calon imam meliputi pengembangan kepribadian, psikologi, pelatihan musik liturgi, bahasa, filsafat, serta kompetensi dialog lintas iman. Hal ini memastikan seminaris siap melayani masyarakat.

“Indonesia kaya akan keberagaman. Sejak di seminari, kami menanamkan bahwa menjadi imam berarti melayani semua orang, bukan hanya umat Katolik. Perbedaan adalah peluang bekerja bersama demi kebaikan,” tuturnya.

Kunjungan ke Seminari St. Paulus merupakan bagian dari agenda IIS 2025 (12–20 November 2025) di berbagai lokasi bersejarah dan lintas keagamaan di Bogor, Semarang, Yogyakarta, dan Bali.

Diharapkan peserta menjadi saksi keberagaman Indonesia dan duta perdamaian yang menyebarkan nilai toleransi ke dunia internasional.


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Seminari St. Paulus Sambut Delegasi IIS Perkenalkan Pendidikan Lintas Iman
SOSOK- Kompol Ivan Taufiq: Pejabat Polresta Bandung dengan Rekam Jejaknya yang Menarik
Delegasi IIS di Borobudur Meneladani Kerukunan dari Tokoh Buddhis
Stiker Doa di WhatsApp Simbol Simpati atau Untaian Ibadah ?
Transformasi Pendidikan Digitalisasi Pembelajaran Sentuh Daerah 3T di Kalimantan Timur dan Maluku
Peringatan Hari Diabetes Sedunia Pemerintah Perkuat Upaya Pencegahan dan Pengobatan
Benarkah Pemerintah Gratiskan Tarif Listrik Sampai 700 ribu? Masyarakat Minta PLN Cepat Respon!
IABC Indonesia Conference 2025 Wamenkes Tekankan Pentingnya Komunikasi Strategis dalam Kesehatan
Pertemuan di Istana Merdeka Presiden Prabowo dan Wakil Ketua DPR Fokus pada Program Strategis
Digitalisasi Sistem Pemerintahan Kementerian PANRB dan Kadin Indonesia Jalin Kemitraan Strategis
PANRB Fokus pada Penguatan Kelembagaan dan SDM BP Batam
Kerap Resahkan Warga, Satpol PP Kabupaten Bandung Amankan Sejumlah Gelandang di Soreang
Gaya Hidup Camper Van di Era Modern
Revolusi UMKM Teknologi Tepat Guna Sebagai Katalisator Pertumbuhan
Peringatan 250 Tahun Korps Marinir AS Momentum Eratkan Hubungan Indonesia - AS
Kunjungan Kerja Menhan RI ke Aceh Fokus pada Pembinaan Satuan Teritorial
Revitalisasi Pendidikan Vokasi Pemerintah Tingkatkan Kualitas SDM
Indonesia Uji Klinis Vaksin TBC Inhalasi Terobosan Baru Berantas Tuberkulosis
Kemendikdasmen Sabet Penghargaan IMPRA 2025 Kampanye "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" Jadi Sorotan
Badan Gizi Nasinoal Sebut Pentingnya Integritas Pelaksana MBG dilapangan, Kang DS Diapresiasi