Kolaborasi untuk Bumi : Dialog PP PMKRI dan Kedutaan Besar Norwegia tentang Perubahan Iklim  

Rabu, 7 May 2025 08:00
    Bagikan  
Kolaborasi untuk Bumi : Dialog PP PMKRI dan Kedutaan Besar Norwegia tentang Perubahan Iklim   
Mario Mere

Kolaborasi untuk Bumi: Dialog PP PMKRI dan Kedutaan Besar Norwegia tentang Perubahan Iklim. Kunjungan ini yang dimotori oleh Ketua Lembaga Ekologi dan Masyarakat Adat, Mario Mere, dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Perempuan, Kristina Elia Purba.

NARASINETWORK.COM - Selasa (6/5/2025) Perhimpunan Pengurus Pusat Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) melakukan kunjungan penting ke Kedutaan Besar Norwegia di Jakarta. Kunjungan ini, yang dimotori oleh Ketua Lembaga Ekologi dan Masyarakat Adat, Mario Mere, dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Perempuan, Kristina Elia Purba, bertujuan untuk mendiskusikan isu krusial perubahan iklim dalam kerangka Laudato Si' dan perspektif ekofeminisme. Pertemuan ini disambut hangat oleh Counsellor, Climate and Forest, Kedutaan Besar Norwegia, Anja Lillegraven, menandai sebuah langkah signifikan dalam kolaborasi internasional untuk mengatasi krisis lingkungan.

Pembahasan difokuskan pada dampak deforestasi yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Mario Mere, mewakili Lembaga Ekologi dan Masyarakat Adat PP PMKRI, menekankan urgensi penanganan masalah ini. Ia menuding Program Strategis Nasional sebagai salah satu faktor yang mengancam kawasan hutan konservasi dan hutan lindung, mengingatkan bahwa kebijakan yang tidak berpihak pada perlindungan ekosistem justru memperparah keadaan. Mengacu pada ensiklik Laudato Si' Paus Fransiskus, Mario menyerukan kebijakan politik pro-ekologi di tingkat global, nasional, dan lokal. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya dialog antar komunitas dan agama untuk mencapai keseimbangan ekologis, sebuah ajakan yang sejalan dengan nilai-nilai Katolik yang dianut PP PMKRI.

Kristina Elia Purba, dari Lembaga Pemberdayaan Perempuan PP PMKRI, memberikan perspektif ekofeminisme yang memperkuat argumen tersebut. Ia mengungkapkan peran vital perempuan dalam pelestarian lingkungan, seringkali sebagai penggerak utama dalam keluarga dan komunitas. Pemberdayaan perempuan dan edukasi lingkungan, khususnya bagi masyarakat adat yang memiliki keterikatan kuat dengan alam, dianggap krusial untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan. Kolaborasi antar generasi dan kelompok peduli lingkungan, menurut Kristina, menjadi kunci untuk menciptakan perubahan positif, mengingatkan bahwa bahkan gerakan kecil pun dapat berdampak besar jika dilakukan secara bersama-sama.

Pandangan dari pihak Kedutaan Besar Norwegia, disampaikan oleh Anja Lillegraven, semakin memperkuat urgensi isu ini. Ia menyoroti peningkatan pesat deforestasi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir, mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara dengan hutan terluas di dunia, memiliki peran krusial dalam produksi oksigen global. Degradasi hutan, menurutnya, memperburuk perubahan iklim dan meningkatkan frekuensi bencana alam. Dukungan penuh dari Kedutaan Besar Norwegia terhadap kegiatan pelestarian lingkungan di Indonesia mencerminkan pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global ini.

Pertemuan antara PP PMKRI dan Kedutaan Besar Norwegia ini bukan sekadar pertemuan formal, melainkan sebuah langkah nyata dalam membangun sinergi dan kolaborasi untuk mengatasi krisis lingkungan. Melalui pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai Katolik dalam Laudato Si', perspektif ekofeminisme, dan komitmen internasional, pertemuan tersebut menawarkan harapan baru dalam upaya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan di Indonesia. Kerjasama ini menjadi bukti bahwa perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, melainkan juga masalah sosial, ekonomi, dan politik yang memerlukan solusi holistik dan kolaboratif. Semoga pertemuan ini menjadi titik awal dari gerakan yang lebih besar dan berdampak luas bagi masa depan bumi.

Liputan : Mario Mere - Lembaga Ekologi dan Masyarakat Adat PP PMKRI


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Kang DS Salurkan 28 Ton Beras dan Minyak Goreng Untuk Ketahanan Pangan Warga Kabupaten Bandung
Kang DS Tegaskan Pembangunan Sekolah Rakyat Sinergi Konkret Pemkab Bandung dan Kementerian Sosial RI
Baru 42 Persen yang Sudah Mendapat UGR dari Tol Getaci
Warga KBB dibuat Ketakutan usai Melihat Ada Perkelahian, Polisi : Pelaku Masih diburu
PPPK 2025: Usia 20–56 Tahun Bisa Daftar, Ini Syarat dan Tahapannya
Imam Ma'arif : Sufisme dalam Seni Pertunjukan
Sastra Menjadi Jembatan Perdamaian di ASEAN
Tingkatkan Budidaya Ikan, Dispakan Kabupaten Bandung Tebar Ribuan Benih Ikan di 4 Lokasi
Jakarta Tuan Rumah Pertemuan Penyair Nusantara XIII : Momentum Transformasi Kota Global Berbudaya
Prihatin Kasus Banjaran, Cucun Minta Camat dan Kepala Desa Sering Turun ke Lapangan
Soal Uang Ganti Rugi Proyek Getaci, Baru Capai 43 persen
Bakti KAI untuk Negeri, Kereta Api PSO Jadi Akses Terjangkau bagi Masyarakat
Warga Keluhkan dan Pertanyakan Mengapa Banyak Penerangan Jalan Umum Mati, Apakah Tidak Ada Anggarannya?
Listrik Padam Total di Kertasari hingga Pacet, Warga Keluhkan PLN Tak Ada Informasi dan Himbauan
DPRD Kabupaten Bandung, Siap Ikuti Kebijakan Pemerintah Pusat Soal Tunjangan
KAI Daop 3 Cirebon Amankan Aset Negara Melalui Penertiban Lahan
Fantastis! Tunjangan Rumah Anggota DPRD Kota Bandung, Ini Rinciannya
Kang DS Dorong Partisipasi Masyarakat Melalui Koperasi Merah Putih dalam Kelola Sampah
Perumda Tirta Raharja Siap Penuhi Tiga Tuntutan Paguyuban Rahayu Soal SPAM Bandung Timur
Jembatan Sukabirus Dayeuhkolot yang Rusak, Konon Telah Beres?