Antara Tradisi dan Kontemporer : Relevansi Pranatamangsa di Era Perubahan Iklim

Senin, 27 Oct 2025 22:23
    Bagikan  
Antara Tradisi dan Kontemporer : Relevansi Pranatamangsa di Era Perubahan Iklim
Istimewa

Pranatamangsa, sistem penanggalan tradisional Jawa yang didasarkan pada pengamatan alam, yang kini semakin meredup pamornya karena dominasi kalender modern.

NARASINETWORK.COM - Indonesia, dengan kekayaan budaya dan tradisi yang melimpah, memiliki berbagai sistem penanggalan yang mencerminkan kearifan lokal dan pemahaman mendalam tentang alam. Di antara sistem penanggalan tersebut, Kalender Jawa dan pranatamangsa menonjol sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa.

"Pranatamangsa, yang secara harfiah berarti "aturan musim", adalah sistem penanggalan tradisional Jawa yang didasarkan pada pengamatan terhadap perubahan musim dan fenomena alam. Sistem ini digunakan sebagai pedoman oleh para pelaut untuk navigasi, petani untuk bercocok tanam, dan nelayan untuk mencari ikan. Pranatamangsa tidak hanya sekadar penanda waktu, tetapi juga panduan praktis yang membantu masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan sehari-hari."

Seiring berjalannya waktu, pranatamangsa semakin meredup pamornya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemerosotan ini. Pertama, dominasi kalender Masehi sebagai sistem penanggalan yang paling umum digunakan di Indonesia. Kalender Masehi dianggap lebih praktis dan mudah dipahami, sehingga banyak orang lebih memilihnya daripada pranatamangsa. Kedua, anggapan bahwa semua hari adalah hari baik.

Dalam pranatamangsa, setiap hari memiliki neptu atau nilai yang berbeda-beda, yang digunakan untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas tertentu. Namun, dengan anggapan bahwa semua hari adalah baik, perhitungan neptu dianggap tidak lagi relevan. Ketiga, berkurangnya jumlah masyarakat Jawa yang berprofesi sebagai petani dan pelaut. Pranatamangsa sangat erat kaitannya dengan kehidupan agraris dan maritim, sehingga ketika jumlah petani dan pelaut berkurang, penggunaan pranatamangsa juga semakin menurun.

Kemerosotan pranatamangsa merupakan ancaman serius bagi keberagaman budaya Indonesia. Jika sistem penanggalan tradisional ini hilang, maka kita akan kehilangan sebagian dari kearifan lokal dan pengetahuan yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Oleh karena itu, upaya pelestarian pranatamangsa sangat penting untuk dilakukan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pranatamangsa. Pemerintah dan lembaga-lembaga kebudayaan dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang memperkenalkan pranatamangsa kepada masyarakat luas, seperti seminar, lokakarya, dan pameran. Selain itu, pranatamangsa juga dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan, sehingga generasi muda dapat mempelajari dan menghargai sistem penanggalan tradisional ini.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi modern untuk melestarikan pranatamangsa. Aplikasi pranatamangsa dapat dikembangkan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi tentang sistem penanggalan ini. Selain itu, media sosial juga dapat digunakan untuk mempromosikan pranatamangsa dan menjangkau audiens yang lebih luas.

Selain itu, penting juga untuk mendukung para petani dan pelaut yang masih menggunakan pranatamangsa. Pemerintah dapat memberikan pelatihan dan bantuan teknis kepada para petani dan pelaut agar mereka dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. Dengan demikian, mereka akan semakin termotivasi untuk terus menggunakan pranatamangsa dalam kegiatan sehari-hari.

Pranatamangsa merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Kemerosotan pranatamangsa merupakan ancaman serius bagi keberagaman budaya kita, namun dengan upaya yang tepat, kita dapat menghidupkan kembali sistem penanggalan tradisional ini dan mewariskannya kepada generasi mendatang.

Melalui kesadaran, pendidikan, teknologi, dan dukungan kepada para pengguna pranatamangsa, kita dapat memastikan bahwa pranatamangsa tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa dan kekayaan budaya Indonesia.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Dorong Lahirkan SDM Unggul Menuju Generasi Emas Bangsa
Program Makan Bergizi Hadir di Purwakarta, Dorong Kesadaran Gizi dan Kemandirian Ekonomi Warga
Nasi Goreng Kampung Cita Rasa Autentik di Era Modern
Jose Rizal Manua Mentor di Balik Kesuksesan "Pangku" Karya Reza Rahadian
Aksi Gabungan Kemenkeu-Polri Berantas Pelanggaran Ekspor CPO Selamatkan Ekonomi Negara
Anugerah Jurnalistik Pertamina 2025 Sinergi Media dan Informasi Publik Berkualitas
Gaikindo Siap Dukung Implementasi Biofuel E10 di Indonesia
Indonesia Sports Summit 2025 Ikhtiar Membangun Ekosistem Olahraga Nasional
Rupiah Menguat di Tengah Bayang-Bayang Ketidakpastian Ekonomi
Hedonisme Antara Kesenangan dan Kehilangan Makna
Gubernur Dedi Mulyadi Siap Turun Tangan Atasi Banjir Dayeuhkolot: “Kalau Lamban, Saya Sendiri yang Bergerak”
Menu Sabtu Ideal Nasi, Telur Ceplok, dan Bayam yang Kaya Nutrisi
Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis, Pemahaman Publik dan Kolaborasi Pelaksanaannya
Basmalah Menggapai Keberkahan dalam Setiap Aktivitas
PKN STAN Cetak Generasi Unggul, Investasi Riset dan Sains untuk Pembangunan Berkelanjutan
Revitalisasi Satuan Pendidikan Langkah Nyata Pemerintah Tingkatkan Mutu Pendidikan
Sosialisasi Program MBG Hadir Kmbali di Bekasi, Dorong Penguatan Kesehatan dan Pendidikan
Spotify Rilis Fitur Statistik Mingguan Ungkap Selera Musikmu
Kemnaker Dampingi Michelin dan Pekerja Cari Solusi Terbaik Soal PHK
Investasi Raksasa Lotte Pabrik Petrokimia Terbesar di Asia Tenggara Siap Ubah Peta Industri Indonesia