Resep Sukses Bebek Tepi Sawah "Kerja Keras dan Networking"

Minggu, 1 Jun 2025 16:00
    Bagikan  
Resep Sukses Bebek Tepi Sawah "Kerja Keras dan Networking"
Nana Wiyono

Dari pedagang kecil hingga pemilik Bebek Tepi Sawah Ubud yang terkenal, I Nyoman Sumerta membangun imperium kulinernya lewat kerja keras, networking, dan perpaduan unik antara kuliner dan seni Bali.

NARASINETWORK.COM - Bebek Tepi Sawah, nama yang telah melekat erat dengan Ubud, Bali, bahkan mendunia. Restoran yang menyajikan bebek goreng renyah dengan pemandangan sawah yang menawan ini, bukan sekadar tempat makan, tetapi sebuah kisah sukses yang diukir oleh seorang pria visioner: I Nyoman Sumerta. Lebih dari sekadar restoran, Bebek Tepi Sawah juga mencakup villa dan galeri seni, sebuah kerajaan kuliner dan seni yang dibangun dari nol oleh Nyoman Sumerta.

Kisah sukses Nyoman Sumerta bukanlah dongeng putri tidur. Ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana di Ubud. Sejak usia muda, ia telah terbiasa dengan kerasnya kehidupan. Bekerja membantu ibunya berjualan es lilin, kacang, hingga kopi, mengajarkannya nilai kerja keras dan keuletan.

Di usia remaja, ia bahkan telah merambah bisnis tukar valuta asing, menjadi pemandu wisata, hingga pengemudi bemo dan taksi. Pengalaman-pengalaman ini, yang penuh dengan tantangan dan pembelajaran, telah menempa mental dan insting bisnisnya. Ia belajar tentang pentingnya kerja keras, disiplin, kejujuran, dan menghargai setiap orang. Nilai-nilai ini menjadi pondasi kuat dalam membangun kerajaan bisnisnya.

Bebek Tepi Sawah awalnya bukanlah restoran besar seperti yang kita kenal sekarang. Berawal dari galeri seni milik Nyoman Sumerta, yang didirikan pada tahun 1989, restoran kecil ini hanya menyajikan kudapan sederhana seperti jus, kopi, dan pisang goreng untuk menunjang operasional galeri.

Namun, kecintaan Nyoman Sumerta pada kuliner Bali, khususnya bebek, menginspirasi terciptanya menu bebek goreng yang menjadi ikon Bebek Tepi Sawah. Resep keluarga yang diolah dengan sentuhan kreatif, menghasilkan bebek goreng renyah dengan cita rasa otentik Bali yang tak tertandingi. Keunikan cita rasa ini diperkuat dengan tiga jenis sambal: sambal matah, sambal goreng embe Bali, dan sambal ulek, serta sayur kalasan kacang panjang.

Keberhasilan Bebek Tepi Sawah tidak hanya bergantung pada kelezatan makanannya. Nyoman Sumerta menyadari pentingnya networking dan hospitality. Ia membangun hubungan yang kuat dengan para pemandu wisata dan supir taksi, yang menjadi corong utama promosi restoran.

Kehangatan dan keramahan yang ditunjukkan oleh seluruh staf juga menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung. Strategi ini terbukti efektif, terbukti dari restoran yang selalu ramai dikunjungi, bahkan oleh selebriti dan pejabat. Lokasi yang agak tersembunyi pun tak menjadi penghalang, justru menjadi daya tarik tersendiri.

Minat Nyoman Sumerta terhadap seni juga turut berkontribusi pada kesuksesan Bebek Tepi Sawah. Galeri seni yang terintegrasi dengan restoran, menampilkan karya-karyanya dan seniman lain, menawarkan pengalaman holistik bagi pengunjung. Ia bahkan membangun panggung terbuka untuk pertunjukan tari dan gamelan, menambahkan sentuhan budaya Bali yang kental. Kombinasi kuliner dan seni ini menciptakan daya tarik unik yang membedakan Bebek Tepi Sawah dari restoran lain.

Meskipun telah mewariskan bisnis kepada kedua putranya, Nyoman Sumerta tetap aktif memantau dan memberikan arahan. Ia memiliki visi untuk memperluas jangkauan Bebek Tepi Sawah ke seluruh Indonesia, dengan rencana ekspansi melalui sistem franchise. Ia juga berencana menambah jumlah villa yang dikelola.

Kisah sukses Nyoman Sumerta bukan hanya tentang membangun sebuah bisnis kuliner, tetapi juga tentang membangun warisan budaya dan menginspirasi generasi muda untuk mengejar mimpi dengan kerja keras dan keuletan. Bebek Tepi Sawah adalah bukti nyata bahwa kesuksesan dapat diraih dengan menggabungkan passion, kerja keras, dan strategi bisnis yang tepat.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Dinamika Pemasaran Konten : Inovasi Disruptif dan Kekuatan Keterlibatan Outbound
Privasi Remaja di Era AI : Menavigasi Risiko dan Peluang di Dunia Digital
"MULAK" dan Wayang Beber Metropolitan : Relevansi identitas dan budaya di tengah arus globalisasi.
"MULAK" Pameran Tunggal Rotua Magdalena Pardede, Sebuah Perayaan Keindahan dan Warisan Batak
Program Makan Bergizi Gratis Bukan Sekadar Konsumsi, Tetapi Investasi Masa Depan Bangsa
Anugerah Gapura Sri Baduga, Bupati Bandung Dorong Desa/Kelurahan Terus Berinovasi Melayani Masyarakat
Hari Batik Nsional, BTN Beri Literasi Keuangan dan Teknik Produksi Ramah Lingkungan ke Pengrajin Batik
Hari Kedua Job Fair Spirit Bedas 2025 di Upakarti Disambut Antusias Para Pencari Kerja
Revitalisasi Pendidikan Karakter : Meneladani Ahmad Mustofa Bisri dalam Membangun Generasi Berakhlak Mulia
Dari Hambalang ke Pakuan "Rahang Tuna Kini Hadir dengan Konsep Baru di Bogor"
Juru Masak Lebih dari Sekadar Penyedia Makanan di Tempat Kerja
I Ketut Putrayasa Bawa Seni Bambu ke Kancah Dunia "The Octopus Queen" Raih Rekor MURI
Pameran Salim Martowiredjo Hidupkan Karya Sitor Situmorang di Balai Budaya Jakarta
KDMP Pakutandang Raih Penghargaan Koperasi Terinovatif dan Terkolaboratif Tingkat Kabupaten Bandung
Catat! Pemkab Bandung Kolaborasi Dengan 37 Perusahaan, Gelar Job Fair Spirit Bedas 2025
Tekan Angka Pengangguran, Pemkab Bandung Dorong Pelatihan dan Magang Ke Luar Negeri
Menguatkan UMKM Lewat Konektivitas: Indosat Hadirkan Jaringan Andal di Festival Kuliner Bandung 2025
Jelang Hari Kesaktian Pancasila, PLN UPT Cirebon Luncurkan Pusat Monitoring Berbasis AI
Khansa Aurora Lazuardi, Atlet Asal Ciwidey Sumbang Emas untuk Kabupaten Bandung di POPDA XIV Jabar
Pipiet Senja "Perjuangan Hidup dan Dedikasi dalam Dunia Literasi"